Pilih Kartu Kredit atau Pay Later?

blake wisz/unsplash

Growth consultant sekaligus kreator konten Jonathan End membagikan pengalamannya menggunakan kartu kredit dan pay later. Jonathan bercerita bahwa dirinya pertama kali memiliki kartu kredit ketika berusia 30 tahun.

 

Kala itu, Jonathan memiliki kebutuhan bepergian ke luar negeri dan khawatir kartu debitnya tidak bisa digunakan. Dia pun mengajukan permohonan kepemilikan kartu kredit supaya bisa menjadi dana cadangan.

 

Menurut Jonathan, pengajuan kartu kredit memang agak sulit. Berbeda dengan pay later yang pengajuannya jauh lebih mudah dan praktis, dibantu dengan perkembangan teknologi digital. "Dari sisi konsumen sangat diuntungkan adanya fasilitas pay later, gampang, bisa langsung digunakan, dan hampir semua platform digital menyediakannya," kata Jonathan.

 

Bagi pemula, Jonathan menyarankan memilih pay later terlebih dahulu, mengingat pengaplikasiannya jauh lebih cepat. Meski limit-nya kecil, itu bisa menjadi cara membangun skor kredit yang baik.

 

Ketika debitur sudah 'berlatih' membayar tepat waktu, bisa berlanjut dengan pengajuan kartu kredit ketika memiliki kebutuhan yang lebih besar. Portofolio kredit yang terekam baik membuat bank lebih berpotensi menerima pengajuan.

Freepik

Pay later maupun kartu kredit merupakan alat yang jika digunakan dengan bijaksana dapat memberikan manfaat. Sebaliknya, penggunaan yang salah justru membuat kondisi keuangan semakin kacau.

 

Kiat dari Jonathan dalam menggunakan pay later maupun kartu kredit secara bijaksana yakni dengan memperbaiki pola pikir. Dalam pandangan Jonathan, pay later dan kartu kredit sebaiknya dianggap sebagai metode pembayaran, bukan tempat berutang.

 

Selain itu, ajukan peminjaman sesuai kebutuhan serta kemampuan. Jangan sampai seseorang membeli di luar kesanggupannya, semisal menginginkan tas seharga puluhan juta yang tidak sesuai dengan gaya hidup.

 

Ketika tagihan datang, langsung lunasi pembayarannya, atau lakukan pelunasan sebelum jatuh tempo. Pemakaian dana pun sebaiknya untuk hal produktif. "Bukan untuk lifestyle, tapi belanja produktif," ucapnya.

top

Sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan.

Waspadai skor kredit

Meski demikian, penggunaan kedua alat pembayaran tersebut harus bijaksana.  Abimanyu mewanti-wanti bahwa pay later dan kartu kredit dapat berdampak pada skor kredit pribadi jika tidak digunakan dengan tepat.

 

Skor kredit merupakan penilaian paling mendasar yang diterapkan oleh lembaga keuangan untuk menyetujui pengajuan kredit. Lembaga keuangan akan lebih mudah menyetujui pengajuan fasilitas pendanaan jika nasabah memiliki skor kredit tinggi atau riwayat kredit yang baik.

 

Pada umumnya, nasabah yang tergolong  berisiko tinggi karena skor kreditnya rendah lebih sulit memperoleh persetujuan dibanding nasabah berisiko rendah. Maka, penting untuk menjaga skor kredit dan riwayat kredit sejak dini, supaya mempermudah perencanaan keuangan di masa mendatang.

 

Abimanyu tidak menampik kemungkinan pay later juga akan meninggalkan jejak yang sama dalam riwayat kredit. Jika seseorang mengalami gagal bayar pay later, itu bisa berdampak bagi skor kredit lantaran sumber pendanaan pay later bisa jadi berasal dari dari bank rekanan.

blake wisz/unsplash

FREEPIK

Supaya skor kredit baik, dianjurkan membayar lunas tagihan sebelum jatuh tempo. Selain itu, gunakan pembayaran untuk hal yang produktif. Skor kredit rendah juga bisa disebabkan oleh data yang tidak akurat.

 

Direktur Utama PT Atome Finance Indonesia, Meri Ui, menyoroti bahwa hadirnya pay later memperbanyak opsi masyarakat dalam memilih metode pembayaran. Menurut Meri, pay later banyak menyasar kalangan milenial dan Gen-Z.

 

Sistem pay later pun disesuaikan dengan karakteristik kalangan yang disasar. Secara prinsip, pay later mirip dengan kartu kredit. Hanya, kartu kredit memiliki wujud fisik sementara pay later tidak. Untuk pengajuannya, pay later cenderung lebih mudah.

 

Persyaratan pay later antara lain KTP serta kemampuan membayar alias sudah berpenghasilan. Menurut Meri, apabila seseorang sudah memiliki pendapatan, mengisi data secara tepat, dan mengelola keuangan secara bertanggung jawab, pasti pengajuan pay later-nya akan disetujui.

 

Meri mengingatkan untuk menjadi peminjam yang bertanggung jawab. Pasalnya, pay later bisa jadi tahapan awal bagi debitur untuk membangun reputasi kredit. "Sehingga nanti saat akan mengajukan kredit yang lebih besar, seperti KPR, riwayat kreditnya sudah bagus," tuturnya.

Alternatif cicilan dengan pay later memudahkan bagi segmen usia muda.

Untuk memudahkan pembiayaan kebutuhan sehari-hari, kini masyarakat mengenal istilah pay later. Ini menjadi salah satu sistem pembayaran baru yang cukup populer karena pengguna mendapat kemudahan untuk menunda atau mencicil pembayaran ketika membeli sesuatu melalui suatu platform. Dengan begitu, dana bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya.

 

Direktur Utama Pefindo Biro Kredit, Yohanes Arts Abimanyu menyampaikan bahwa pada suatu titik, setiap orang pasti akan masuk pada fase butuh kredit. Kebutuhan bisa berupa membeli rumah, kendaraan, atau barang dan jasa lain. Entah itu kartu kredit maupun pay later menjadi opsi fasilitas mendapat pinjaman.

 

Lantas, mana yang perlu dipilih? Menurut Abimanyu, hal itu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tiap orang. Dia menjabarkan bahwa kartu kredit maupun pay later punya segmen berbeda. Keberadaan kartu kredit jauh lebih awal dibandingkan pay later, sedangkan kemunculan pay later seiring dengan perkembangan era digital.

 

Akan tetapi, mengutip Fintech Report dari DSResearch, ternyata penggunaan pay later di Indonesia sepanjang 2021 mencapai 27 persen. Adapun pengguna kartu kredit masih tergolong rendah yaitu sebesar enam persen. Segmen pengguna kartu kredit rata-rata berusia 30-40 tahun, sementara pay later dinilai menarik bagi pengguna usia 20-30 tahun.

 

Pergeseran usia itu lantaran proses pay later lebih mudah. Namun, ada keunggulan lain dari kartu kredit yakni batas kredit yang lebih besar. Batas atau limit kredit merupakan batas maksimal nominal transaksi yang dapat digunakan nasabah.

 

Abimanyu mengakui pengajuan kartu kredit lebih sulit. "Alternatif cicilan dengan pay later memudahkan bagi segmen usia muda, misalnya yang berkuliah atau baru masuk dunia kerja," ujarnya.

Bukan Tempat Berutang